Powered By Blogger

Sabtu, 28 Mei 2011

Tempe, makanan rakyat yang bergizi tinggi

Siapa yang nggak kenal tempe? Tempe merupakan salah satu makanan asli rakyat Indonesia terutama di pulau Jawa. Dalam serat Centhini telah ditemukan kata tempe, ini menunjukkan bahwa makanan tradisional ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya Yogykarta dan Surakarta.
Tempe yang merupakan hasil fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus adalah makanan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, daidzein, genisten. Tempe juga diketahui mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah hipertensi, dll. Keberadaan enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, membuat protein, lemak, dan karbohidratnya menjadi lebih mudah dicerna dibandingkan  dengan yang terdapat pada kedelai. Oleh karena itu tempe sangat baik diberikan kepada semua kelompok umur (bayi sampai lansia). Selain itu, pada tempe juga terjadi peningkatan nilai gizi, seperti kadar vitamin B2, vitamin B12, niasin, dan asam pantorenat.
Keberadaan vitamin B12 dalam tempe sangat istimewa, karena umumnya vitamin B12 terdapat pada produk-produk hewani tetapi tidak dijumpai pada produk nabati (sayur, buah-buahan dan biji-bijian). Kadar vitamin B12 pada tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mg per 10 gr tempe kering. Jumlah ini telah mencukupi kebutuhan vitamin B12 seorang perhari. Vitamin B12 ini sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah, sebab kekurangan vitamin ini mengakibatkan terjadinya anemia.
Tempe juga mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah cukup. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, seng)nmenjadi lebih tersedia  untuk dimanfaatkan tubuh. Jumlah mineral zat besi, tembaga dan seng berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 setiap 100 gr tempe. Makan tempe teratur akan menghindarkan seseorang dari anemia.
Didalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, Vitamin E dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mempunyai satu atau elektron yang tidak berpasangan, sehingga sangat reaktif dan dapat menyebabkan tumor, kanker, penuaan dan kematian sel. Radikal bebas dapat berasal dari makanan kita atau dari reaksi-reaksi yang terjadi didalam tubuh.
Pada tempe, selain terdapat 3 isoflavon seperti pada kedelai  (daizein, glisitein dan genistein), juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4 trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan  paling kuat dibanding 3 isoflavon tersebut. Penelitian di Universitas North Carolina, AS, menemukan bahwa genestein dan phytoesteron yang terdapat pada tempe dapat mencegah kanker prostat dan kanker payudara.
Selain dikenal sebagai sumber protein yang berkualitas tinggi, tempe dikenal juga sebagai sumber serat (dietary fiber) yang baik. Kandungan serat dalam tempe cukup tinggi yaitu sekitar 8-10%. Hal ini berarti bahwa dalam setiap 100 gr tempe akan menyumbangkan sekitar 30% dari jumlah serat yang dikonsumsi oleh National Cancer Research. 
Mengonsumsi tempe juga akan meningkatkan ketersediaan mineral bagi tubuh, terutama kalsium, magnesium, seng, tembaga dan besi. Kalsium dalam tempe juga diduga mempunyai efek hipokolesterolemik, sehingga menurunkan pembentukkan kolesterol.
Sekarang kita tahu begitu banyaknya manfaat tempe, untuk itu jangan pernah anggap enteng tempe. Makanan murah, meriah tapi kaya manfaat bagi kesehatan kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar